Inilah
beberapa nulikan kata-kata mutiara yang bertebaran di dalam novel ''Kau, Aku,
dan Sepucuk Angpau Merah''
"Tidak ada yang lebih indah dibanding
masa muda. Ketika kau bisa berlari secepat yang kau mau, bisa merasakan
perasaan sedalam yang kauinginkan, tanpa takut terkena penyakit fisik atas
semua itu. Maka manfaatkanlah dengan baik masa-masa terbaik tersebut.”
“Aku tidak akan merendahkan kehormatan
wanita dengan memegang tangannya.”
“Cinta sejati selalu datang pada saat
yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat
sepanjang kalian memiliki sesuatu. Apa sesuatu itu? Tentu saja bukan GPS, alat
pelacak, dan sebagainya, sesuatu itu adalah pemahaman yang baik bagaimana
mengendalikan perasaan.”
"Sejatinya, rasa suka tidak perlu
diumbar, ditulis, apalagi kaupamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya,
jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya
karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu.”
“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada
saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah namanya. Tapi sayangnya,
orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu
memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak
lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri
yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan. Kalau kau
tidak bertemu, berarti bukan jodoh. Sederhana bukan?."
“Kau tahu apa yang bisa dengan segera
membuat tampang kusutmu mencair seperi mentega lumer di penggorengan, sebal di
hati pergi seperti kotoran disapu air? Sederhana. Kau rubah-rubah sikit saja
hati kau. Sedikit saja, dari rasa dipaksa menjadi sukarela, dari rasa terhina
menjadi dibutuhkan, dari rasa disuruh-suruh menjadi penerimaan. Seketika,
wajah kau tak kusut lagi.”
"Benci
atau suka itu relatif. Lama-lama terbiasa, lama-lama jatuh cinta. Yang
benci jadi cinta, yang cinta jadi benci. Begitulah perasaan bisa
menyesuaikan diri begitu hebat."
“Berasumsi dengan
perasaan, sama saja dengan membiarkan hati kau diracuni harapan baik,
padahal boleh jadi kenyataannya tidak seperti itu, menyakitkan.”
“Nak, perasaan itu
tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan dua. Bahkan ketika
perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit, gemerlap indah tak
terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika. Perasaan adalah perasaan,
meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa
membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan
semangat. Hebat sekali benda bernama perasaan itu."
Definisi Cinta menurut
Borno tokoh utama dalam novel, "Kau, Aku dan Sepucuk Angpau
Merah", "Apalah namanya ini? Disebut apakah perasaan ini?
Kenapa hatiku macam sayuran lupa dikasih garam, hambar, tidak enak, tidak
nyaman? Atau seperti ada tumpukan batu besar di dalamnya,
bertumpuk-tumpuk, membuat sempit. Atau seperti ikan diambil tulangnya,
kehilangan semangat."
"Banyak sekali
orang yang jatuh cinta lantas sibuk dengan dunia barunya itu. Sibuk
sekali, sampai lupa keluarga sendiri, lupa teman dekat, lupa sahabat
karib. Padahal siapalah orang yang tiba-tiba mengisi hidup kita itu?
Kebanyakan orang asing, orang baru."
"Kalau hati kita
sedang banyak pikiran, gelisah, ingatlah kita selalu punya teman dekat.
Mereka bisa jadi penghiburan, bukan sebaliknya diabaikan. Nah, itulah
tips terhebatnya. Habiskan masa-masa sulit kita dengan teman terbaik,
maka semua akan lebih ringan."
“Ketika situasi
memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusak
diri sendiri. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka
separuh hati kita seolah tercabik ikut pergi. Tapi kau masih memiliki
separuh hati yang tersisa, bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula.
Itulah yang kau punya sekarang. Satu-satunya yang paling berharga.”
“Cinta adalah
perbuatan, bukan cinta gombal, melainkan cinta yang diwujudkan melalui
perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong.”
“Kalian tahu, cinta
sejati laksana sungai besar. Mengalir terus ke hilir tidak pernah
berhenti, semakin lama semakin besar sungainya, karena semakin lama
semakin banyak anak sungai perasaan yang bertemu. Cinta sejati adalah
perjalanan. Cinta sejati tidak pernah memiliki ujung, tujuan, apalagi
hanya sekedar muara. Air di laut akan menguap, menjadi hujan turun di
gunung-gunung tinggi, kembali menjadi ribuan anak sungai perasaan, lantas
menyatu menjadi Kapuas. Itu siklus tak pernah berhenti, begitu pula cinta.
Nah, siklus sungai Kapuas ini jauh lebih abadi dibanding cinta gombal
manusia. Beribu tahun tetap ada disini, meski airnya semakin keruh.
Sedangkan cinta gombal kita? Jangan bilang kematian, bahkan jarak dan
waktu sudah bisa memutusnya."
“Jangan sekali-kali
kaubiarkan prasangka jelak, negatif, buruk, apalah namanya itu muncul di
hati kau. Dalam urusan ini, selalulah berprasangka positif. Selalulah
berharap yang terbaik. Karena dengan berprasangka baik saja, hati kau
masih ketar-ketir memendam duga, menyusun harap, apalagi dengan prasangka
negatif, tambah kusut lagi perasaan kau. Aku tahu rasa kecewa, tetapi
jangan biarkan terlalu. Aku tahu rasa sedih, tapi jangan biarkan menganga
dalam. Esok lusa boleh jadi ada penjelasan yang lebih baik."
“Perasaan adalah
perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih
luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan,
kehilangan semangat, hebat sekali benda bernama perasaan itu. Dia bisa
membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung,
dan di kejap berikutnya mengubah harimu jadi buram padahal dunia sedang
terang benderang.”
“Cinta hanyalah
segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang,
gembira, sedih, sama dengan kau suka makan bakso, suka mesin. Bedanya,
kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut
cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita besarkan, terus menggumpal
membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga
dengan cepat layu seperti kau bosan makan bakso.”
“Cinta bukan kalimat
gombal, cinta adalah komitmen untuk saling mendukung, untuk selalu ada,
baik senang maupun duka. Jadi berhentilah sibuk dengan galau perasaan
kalau kita sebenarnya bahkan mengurus diri sendiri pun belum bisa.
Menentukan mana yang baik, mana yang buruk pun masih egois. Uang jajan
pun masih minta dengan orang tua. Lebih baik belajar banyak hal, sekolah
yang baik, memahami banyak hal, menaati nasehat orang tua, maka besok
lusa, akan tiba sendiri masa-masa tersebut. Masa-masa cinta dengan
pemahaman yg baik. Akan tiba dengan sendirinya pangeran yang kalian
impikan, puteri-puteri yang kalian dambakan."
“Kau tahu jumlah
penduduk bumi saat ini? Tujuh miliar, Borno. Lantas, coba kau bayangkan,
setiap hari ada berapa orang yang jatuh cinta dan patah hati? Menurut
orang tua ini, setidaknya setiap detik ada tiga orang yang jatuh cinta,
tiga orang pula yang patah hati. Dengan demikian, satu jam berarti ada
sepuluh ribu, satu hari berarti dua ratus ribu pasangan yang jatuh cinta
dan patah hati. Bukan main, Borno. Karena kau bisa jatuh hati serta patah
hati berkali-kali, tidak macam mati atau lahir yang cuma sekali seumur
hidup, jangan-jangan angkanya lebih banyak lagi. Jangan-jangan setiap
hari ada seperempat juta manusia yang jatuh cinta sekaligus patah hati.
Kaubayangkan, banyak sekali. Ramai sudah langit-langit bumi dengan
kalimat ‘aku cinta kau’ atau ‘aku sayang kau’ atau sebaliknya ‘cukup
sampai di sini, kita berpisah’. Seperti empat juta manusia setiap hari,
Borno. Bayangkan.”
“Tahukah kau, untuk
membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik
melalui hal-hal menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi,
seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa
yang sesungguhnya dia rasakan.”
“Kau tahu, Andi, dari
begitu banyak kalimat bijak tentang cinta yang kau catat berbulan-bulan
ini, untuk orang seperti kau, cukup camkan saja kalimat yang satu ini,
sisanya lupakan. Camkan cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian,
ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta,
Andi. Tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.
“Kalian tahu, cinta
itu beda-beda tipis dengan musik yang indah. Ya, cinta itu macam musik
yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun
musiknya telah lama berhenti. Walaupun musik usai, hatimu kan slalu
menari."
“Kalau memang terlihat
rumit lupakanlah. Itu jelas bukan cinta sejati kita. Cinta sejati selalu
sederhana."
“Langit selalu
mempunyai skenario terbaik, saat belum terjadi maka bersabarlah.“
“Untuk orang-orang
yang jujur atas kehidupan, bekerja keras, dan sederhana, definisi cinta
sejati akan mengambil bentuk yang amat berbeda, amat menakjubkan”
“Ah, cinta selalu saja
misterius. Jangan diburu-buru atau kau akan merusak jalan ceritanya
sendiri.”
"Terkadang dalam
banyak keterbatasan, kita harus sabar menunggu rencana terbaik datang,
sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan."
"Nasehat atau
saran yang baik itu kadang mahal sekali harganya. Bukan karena kita harus
membayarnya mahal, banyak nasehat itu justeru gratis. Menjadi mahal
karena kita baru mau memahaminya, mendengarnya saat semua sudah terlanjur
terjadi."