Jumat, 24 Januari 2014

Wanita Tetap Wanita




"Wanita Tetap Wanita"


Aku,,,
Kami,,,
Dunia mungkin berkata Kita rapuh seperti kristal,,,
Biarkan mereka menilai seberapa kuatnya Kita "Wanita"

Menjadi "Wanita" bukanlah pilihan.
Tapi,,, ini adalah takdir.
Kami senang mengambil keputusan atas hidup kami sendiri.
Dan menjadi bahagialah yang Aku sebut sebagai pilihan.

Sesekali patah, terpuruk, namun selalu ada kekuatan ekstra untuk bangkit.
Begitulah cara Kami menghadapi dunia.
Pun saat hati jatuh cinta.

Bukankah lautan dan gunung bersepakat menjaga bumi???
Namun,,, tetap saja ombak tiba-tiba datang mengganggu pantai.
Lalu,,, kemana kaki ini ku langkahkan???
Cinta selalu bisa memiliki Aku,,, walaupun Aku tidak selalu mendapatkan cinta.

Kami menyala dalam kegelapan.
Kami berbisik dalam keheningan.
Kami gagah dalam kelembutan.
Kami bisa bicara tanpa suara.
Ketika pidana datang mengarti cinta,,, kami patuh pada takdir-Nya.
Ketika piatu menangis dan meremukkan hati,,, kami hadir dengan pelukkan.

Dadaku membusung bangga dengan segala sebutan "Kami"
Dari gadis, perawan tua, hingga sebutan janda, bahkan pelacur.
Tapi,,, tulang tetap tulang.
Tetap menggigil tanpa diselimuti daging.
Walaupun kokoh menopang tubuh,,, kami pun sama.
Bagaimana pun kuatnya kami,,, WANITA TETAP WANITA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 24 Januari 2014

Wanita Tetap Wanita




"Wanita Tetap Wanita"


Aku,,,
Kami,,,
Dunia mungkin berkata Kita rapuh seperti kristal,,,
Biarkan mereka menilai seberapa kuatnya Kita "Wanita"

Menjadi "Wanita" bukanlah pilihan.
Tapi,,, ini adalah takdir.
Kami senang mengambil keputusan atas hidup kami sendiri.
Dan menjadi bahagialah yang Aku sebut sebagai pilihan.

Sesekali patah, terpuruk, namun selalu ada kekuatan ekstra untuk bangkit.
Begitulah cara Kami menghadapi dunia.
Pun saat hati jatuh cinta.

Bukankah lautan dan gunung bersepakat menjaga bumi???
Namun,,, tetap saja ombak tiba-tiba datang mengganggu pantai.
Lalu,,, kemana kaki ini ku langkahkan???
Cinta selalu bisa memiliki Aku,,, walaupun Aku tidak selalu mendapatkan cinta.

Kami menyala dalam kegelapan.
Kami berbisik dalam keheningan.
Kami gagah dalam kelembutan.
Kami bisa bicara tanpa suara.
Ketika pidana datang mengarti cinta,,, kami patuh pada takdir-Nya.
Ketika piatu menangis dan meremukkan hati,,, kami hadir dengan pelukkan.

Dadaku membusung bangga dengan segala sebutan "Kami"
Dari gadis, perawan tua, hingga sebutan janda, bahkan pelacur.
Tapi,,, tulang tetap tulang.
Tetap menggigil tanpa diselimuti daging.
Walaupun kokoh menopang tubuh,,, kami pun sama.
Bagaimana pun kuatnya kami,,, WANITA TETAP WANITA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar