Sabtu, 11 April 2015

Wanita Itu (Part 1)

Wanita Itu,,,

Wanita itu sendirian di kamar
sepinya yang penuh ketenangan.
Wanita itu tidak bersembunyi.
Hanya saja kesendirian membuatnya lebih nyaman.
Keramaian membuatnya resah dan ketakutan.
Wanita itu lebih memilih tinggal lebih lama di kamarnya.

Wanita itu kembali menemukan cintanya yang lama menghilang.
Wanita itu terperangkap dengan cinta segitiga yang rumit.
Kadang ingin menghilang sejauh mungkin.
Namun kadang menyisakan pedih dan perih, yang menyesakkan dada. Wanita itu senang mencintai, menikmati rasa yang suci itu.
Namun terkadang harus menelan kepahitan yang sangat dalam lukanya. 

Wanita itu selalu bersabar dan terus bersabar, sampai kesabaran itu sendiri yang menghentikannya di sebuah persimpangan.
Melangkah entah kemana, apakah harus berbalik mundur kebelakang, yang ditemukan hanyalah sebuah kebuntuan.
Hingga tiba pada satu titik dimana ada sebuah pilihan yang amat sangat sulit, dan itulah yang disebut pilihan.

Wanita itu memilih jalan hidupnya sendiri.
Berjalan diatas kakinya.
Melangkah atas apa yang akan diraihnya.
Apa adanya dunia itu cukup baginya dan untuk dirinya sendiri.
Seperti dunia tidak seluas yang orang pikirkan.

Wanita itu berpikir bahwa dunia adalah kehidupan.
Dan dunia akan lebih indah jika dijalani dengan kehidupan yang sederhana.
Sesederhana dunia yang diciptakan wanita itu dalam hidupnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 11 April 2015

Wanita Itu (Part 1)

Wanita Itu,,,

Wanita itu sendirian di kamar
sepinya yang penuh ketenangan.
Wanita itu tidak bersembunyi.
Hanya saja kesendirian membuatnya lebih nyaman.
Keramaian membuatnya resah dan ketakutan.
Wanita itu lebih memilih tinggal lebih lama di kamarnya.

Wanita itu kembali menemukan cintanya yang lama menghilang.
Wanita itu terperangkap dengan cinta segitiga yang rumit.
Kadang ingin menghilang sejauh mungkin.
Namun kadang menyisakan pedih dan perih, yang menyesakkan dada. Wanita itu senang mencintai, menikmati rasa yang suci itu.
Namun terkadang harus menelan kepahitan yang sangat dalam lukanya. 

Wanita itu selalu bersabar dan terus bersabar, sampai kesabaran itu sendiri yang menghentikannya di sebuah persimpangan.
Melangkah entah kemana, apakah harus berbalik mundur kebelakang, yang ditemukan hanyalah sebuah kebuntuan.
Hingga tiba pada satu titik dimana ada sebuah pilihan yang amat sangat sulit, dan itulah yang disebut pilihan.

Wanita itu memilih jalan hidupnya sendiri.
Berjalan diatas kakinya.
Melangkah atas apa yang akan diraihnya.
Apa adanya dunia itu cukup baginya dan untuk dirinya sendiri.
Seperti dunia tidak seluas yang orang pikirkan.

Wanita itu berpikir bahwa dunia adalah kehidupan.
Dan dunia akan lebih indah jika dijalani dengan kehidupan yang sederhana.
Sesederhana dunia yang diciptakan wanita itu dalam hidupnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar