Sabtu, 13 September 2014

"Catatan Hati Seorang Istri"


Telah kutinggalkan cemburu di sudut kamar gelap.
Telah kuhanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir dari mataku.
Telah ku kabarkan lewat angin gerimis tentang segala catatan hati yang terhampar ditiap jengkal sajadah dalam tahajud dan sujud panjangku.

Tak ada yang bisa menebak kedalam hati seorang wanita. dan buku yang ditulis dengan penuh penjiwaan ini akan membuat anda mengerti, mengapa wanita bisa tampil begitu kuat dibalik segala ke lemah lembutannya, karena dia adalah malaikat pelindung bagi hati-hati kecil yang dititipkan Alloh padanya (Monica oemardi).

Dalam buku ini Asma Nadia bukan sekedar bercerita tentang perasaan dan tragedi perempuan, namun juga menyampaikan hal-hal yang tak bisa kita sangka dan lebih aneh dari fiksi secara sangat menyentuh (Helvy Tiana Rosa)

Saat Cinta Berpaling
Saat Hati Menjelma Serpihan-serpihan kecil
Saat ujian demi ujian-Nya terasa terlalu berat untuk ditanggung sendiri
Maka kemana seorang istri harus mencari kekuatan
Agar hati mampu terus bertasbih?

Saat cinta berpaling
Saat rumah tangga dalam prahara
Saat ujian demi ujian-Nya mengguncang jiwa
Kemana seorang istri harus mencari kekuatan agar hati terus bertasbih???

Kenapa harus perempuan yang dilarang-larang mengajukan cerai, jika perempuan justru seringkali menjadi korban digugat cerai? #JanganBerceraiBunda #bukubaru

Telah lama saya meneropong, tidak hanya kedalam hati sendiri, melainkan mencoba masuk ke bilik hati perempuan lain, lewat kisah-kisah yang mereka bagi kepada saya. Selama bertahun-tahun pula saya mencatat berbagai kisah itu dalam ruang hati, seraya berharap suatu hari  bisa menuliskannya.

Catatan Hati Seorang Istri, memuat sebagian kecil peristiwa itu. Isinya kisah-kisah yang mengharu biru dan membuat saya ternganga. Sebab ternyata betapa dahsyat kekuatan yang dimiliki perempuan, sosok yang sering kali dianggap lemah, tidak berdaya, dan pad tataran tertentu sering hanya dianggap sebagai makhluk nomor dua.

Buku ini, meski tidak begitu banyak, merekam perjalanan saya sebagai perempuan, istri dan ibu dari dua orang anak. Juga pengalaman, dialog hati, pertanyaan dan ketidakmengertian saya tentang isi kepala dan sikap laki-laki. Kekecewaan, kemarahan dan kesedihan bahkan keputusasaan yang tergambar, mudah-mudahan dapat sedikit mewakili potret sebagian perempuan (baca : istri).

Demi menghargai nara sumber, beberapa detil sengaja saya samarkan, namun pada intinya tidak mengurangi esensi cerita.

Harapan saya Catatan Hati Seorang Istri, bisa membawa pembaca pada kesiapan yang lebih baik, ketika kita (dan bukan Cuma tokoh-tokoh dalam buku ini) mendapat ujian serupa. Bukankah ujian itu Allah pergilirkan pada tiap-tiap hamba???

Cinta yang lepas dari genggaman???
Orang tercinta yang selama bertahun-tahun selalu disisi kita, kemudian Allah memintanya untuk kembali ke haribaan-Nya. Siapkah???
Ikhlaskah??? Siapkah secara iman???

Pemikiran demikian membuat saya takut. Khawatir akan iman dan keikhlasan yang tidak seberapa. Ragu akan kemandirian, karena bertahun-tahun saya merasa dimanjakan dan menjadi tergantung kepada pasangan dalam banyak hal. Kesiapan menghadapi apapun takdir-Nya, sungguh bukan perkara mudah.

Mengingat hidup selalu memiliki warna yang berbeda, saya mengajak kepada sesama perempuan untuk mulai menulis. Catat tidak hanya kenangan indah, tetapi juga semua pikiran, beban perasaan, kesedihan, ketakutan, apa saja, sebelum terlambat untuk menuliskannya.

KDRT yang semakin marak, hingga tak jarang merenggut nyawa seorang istri.
Ibu menghabisi nyawa anak kandungnya justru karena cinta…

Sungguh batin saya seperti dikoyak melihat semua tragedi yang melibatkan perempuan. Karenanya saya ingin kita sama-sama berjanji. Berjanji untuk mencari teman bicara. Berjanji untuk mencoba menuliskan setiap kegelisahan yang kita alami. Berjanji untuk menjadikan semua tulisan itu sebagai cermin dan renungan, sebab itu mungkin akan membawa kita pada jalan keluar, yang sebelumnya terasa teramat buntu.

Kaitlyn, Aliet Sartika, Nejla Humaira, mba Yayu, dan Ida Azuz. Mereka telah memulai dan mengisi ruang yang belakangan ini selalu saya sisispkan dalam buku-buku terbitan Lingkar Pena. Buat perempuan yang lain, sungguh saya menunggunya.

Ah,,, kini waktunya berdo'a dan meminta kepada-Nya lebih sering. Sebab semakin hari, saya menyadari kebutuhan dan ketergantungan kepada Allah sedemikian besarnya. Semoga Allah memberi kekuatan bagi semua hamba-Nya, khususnya para perempuan. Aamiin…


Akankah abadi
cinta yang telah terikat oleh tali suci, 
jika tak kau jaga sepenuh hati?

Apa yang sanggup diucap seorang istri, ketika melihat seorang gadis bersama keluarganya datang melamar sang suami? 
Bagaimana harus bersikap saat suami berpaling, dan ingin menikah lagi? 
Benarkah ketika suami berkata ingin menikahi perempuan lain, ia sedang jatuh cinta? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 13 September 2014

"Catatan Hati Seorang Istri"


Telah kutinggalkan cemburu di sudut kamar gelap.
Telah kuhanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir dari mataku.
Telah ku kabarkan lewat angin gerimis tentang segala catatan hati yang terhampar ditiap jengkal sajadah dalam tahajud dan sujud panjangku.

Tak ada yang bisa menebak kedalam hati seorang wanita. dan buku yang ditulis dengan penuh penjiwaan ini akan membuat anda mengerti, mengapa wanita bisa tampil begitu kuat dibalik segala ke lemah lembutannya, karena dia adalah malaikat pelindung bagi hati-hati kecil yang dititipkan Alloh padanya (Monica oemardi).

Dalam buku ini Asma Nadia bukan sekedar bercerita tentang perasaan dan tragedi perempuan, namun juga menyampaikan hal-hal yang tak bisa kita sangka dan lebih aneh dari fiksi secara sangat menyentuh (Helvy Tiana Rosa)

Saat Cinta Berpaling
Saat Hati Menjelma Serpihan-serpihan kecil
Saat ujian demi ujian-Nya terasa terlalu berat untuk ditanggung sendiri
Maka kemana seorang istri harus mencari kekuatan
Agar hati mampu terus bertasbih?

Saat cinta berpaling
Saat rumah tangga dalam prahara
Saat ujian demi ujian-Nya mengguncang jiwa
Kemana seorang istri harus mencari kekuatan agar hati terus bertasbih???

Kenapa harus perempuan yang dilarang-larang mengajukan cerai, jika perempuan justru seringkali menjadi korban digugat cerai? #JanganBerceraiBunda #bukubaru

Telah lama saya meneropong, tidak hanya kedalam hati sendiri, melainkan mencoba masuk ke bilik hati perempuan lain, lewat kisah-kisah yang mereka bagi kepada saya. Selama bertahun-tahun pula saya mencatat berbagai kisah itu dalam ruang hati, seraya berharap suatu hari  bisa menuliskannya.

Catatan Hati Seorang Istri, memuat sebagian kecil peristiwa itu. Isinya kisah-kisah yang mengharu biru dan membuat saya ternganga. Sebab ternyata betapa dahsyat kekuatan yang dimiliki perempuan, sosok yang sering kali dianggap lemah, tidak berdaya, dan pad tataran tertentu sering hanya dianggap sebagai makhluk nomor dua.

Buku ini, meski tidak begitu banyak, merekam perjalanan saya sebagai perempuan, istri dan ibu dari dua orang anak. Juga pengalaman, dialog hati, pertanyaan dan ketidakmengertian saya tentang isi kepala dan sikap laki-laki. Kekecewaan, kemarahan dan kesedihan bahkan keputusasaan yang tergambar, mudah-mudahan dapat sedikit mewakili potret sebagian perempuan (baca : istri).

Demi menghargai nara sumber, beberapa detil sengaja saya samarkan, namun pada intinya tidak mengurangi esensi cerita.

Harapan saya Catatan Hati Seorang Istri, bisa membawa pembaca pada kesiapan yang lebih baik, ketika kita (dan bukan Cuma tokoh-tokoh dalam buku ini) mendapat ujian serupa. Bukankah ujian itu Allah pergilirkan pada tiap-tiap hamba???

Cinta yang lepas dari genggaman???
Orang tercinta yang selama bertahun-tahun selalu disisi kita, kemudian Allah memintanya untuk kembali ke haribaan-Nya. Siapkah???
Ikhlaskah??? Siapkah secara iman???

Pemikiran demikian membuat saya takut. Khawatir akan iman dan keikhlasan yang tidak seberapa. Ragu akan kemandirian, karena bertahun-tahun saya merasa dimanjakan dan menjadi tergantung kepada pasangan dalam banyak hal. Kesiapan menghadapi apapun takdir-Nya, sungguh bukan perkara mudah.

Mengingat hidup selalu memiliki warna yang berbeda, saya mengajak kepada sesama perempuan untuk mulai menulis. Catat tidak hanya kenangan indah, tetapi juga semua pikiran, beban perasaan, kesedihan, ketakutan, apa saja, sebelum terlambat untuk menuliskannya.

KDRT yang semakin marak, hingga tak jarang merenggut nyawa seorang istri.
Ibu menghabisi nyawa anak kandungnya justru karena cinta…

Sungguh batin saya seperti dikoyak melihat semua tragedi yang melibatkan perempuan. Karenanya saya ingin kita sama-sama berjanji. Berjanji untuk mencari teman bicara. Berjanji untuk mencoba menuliskan setiap kegelisahan yang kita alami. Berjanji untuk menjadikan semua tulisan itu sebagai cermin dan renungan, sebab itu mungkin akan membawa kita pada jalan keluar, yang sebelumnya terasa teramat buntu.

Kaitlyn, Aliet Sartika, Nejla Humaira, mba Yayu, dan Ida Azuz. Mereka telah memulai dan mengisi ruang yang belakangan ini selalu saya sisispkan dalam buku-buku terbitan Lingkar Pena. Buat perempuan yang lain, sungguh saya menunggunya.

Ah,,, kini waktunya berdo'a dan meminta kepada-Nya lebih sering. Sebab semakin hari, saya menyadari kebutuhan dan ketergantungan kepada Allah sedemikian besarnya. Semoga Allah memberi kekuatan bagi semua hamba-Nya, khususnya para perempuan. Aamiin…


Akankah abadi
cinta yang telah terikat oleh tali suci, 
jika tak kau jaga sepenuh hati?

Apa yang sanggup diucap seorang istri, ketika melihat seorang gadis bersama keluarganya datang melamar sang suami? 
Bagaimana harus bersikap saat suami berpaling, dan ingin menikah lagi? 
Benarkah ketika suami berkata ingin menikahi perempuan lain, ia sedang jatuh cinta? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar